MEDITASI

APA ITU MEDITASI?
Meditasi berasal dari bahasa Inggris meditation yang mengacu pada bahasa Latin “meditatio” yang secara harafiah berarti kontemplasi. Kata “meditatio” digunakan oleh santo Agustinus, dan pengalaman spiritual adalah akibat latihan “kontemplasi” seperti ini. Meditasi sebenarnya mirip dengan doa, namun diekspresikannya dengan berdiam diri, hening, larut pada ketulusan yang begitu mendalam. Jika benar-benar tulus dan hening, maka  itu berarti proses kontemplasi sudah begitu lembut dan larut. Arti “kontemplasi” itu sendiri menjadi kurang tepat, karena kontemplasi melibatkan olah pikir, sementara pada tahap hening olah pikir ditinggalkan, yang ada hanya “rasa”.

Dalam bahasa sansekerta, keadaan hening itu disebut sebagai “samadhi”. Dalam bahasa Pali juga ada istilah “bhavana” yang diterjemahkan sebagai kultivasi (cultivate), mengolah rasa, atau mengolah diri. Dibedakan pengertiannya dengan olah berpikir, menggunakan rasio dalam memahami sesuatu. Bhavana lebih pada olah intuisi, sesuatu yang berbeda dengan olah rasio. Jika kita telusur, semua tradisi spiritual dan agama di dunia memiliki konotasi yang sama akan pengalaman spiritual seperti ini.  Jadi terlepas dari persepsi negatif yang dikaitkan dengan praktik meditasi, sebenarnya dalam latar belakang setiap agama, “meditasi” adalah bagian di dalamnya.


MENGAPA PERLU BERMEDITASI?
Pengalaman spiritual yang berangkat dari pemahaman melalui tingkat kesadaran yang kasar menuju yang halus, dalam arti yang hening, atau keadaan tulus yang sempurna, adalah meditasi itu sendiri.

Lalu, mengapa perlu bermeditasi?
Kebahagiaan dan kedamaian perlu dilatih, jika tidak maka kita akan larut dalam penderitaan dan sering mengalami kesulitan dalam hidup. Umumnya orang secara sempit memahami kebahagiaan bersumber pada keadaan. Terlepas apapun kepercayaan seseorang, menjadi kaya, sukses, memiliki ini dan itu, diangap sebagai kebahagiaan. Jarang sekali orang memahami ketulusan sebagai sumber kebahagiaan. Untuk itulah ketulusan perlu dilatih. Kebahagiaan dan kedamaian tidaklah jauh dari ketulusan. Meditasi adalah teknik terapi diri menuju pada kebahagiaan dan kedamaian.

Meditasi adalah latihan bagi kita untuk memiliki kedamaian dari dalam (inner peace). Orang yang mempraktikkan meditasi umumnya orang yang sudah mulai menyadari bahwa kebahagiaan bukan bersumber dari luar, tapi dari dalam.

Dalam sudut pandang spiritual, terutama pengalaman mistik, Tuhan tidaklah selalu dipahami sebagai sosok mahkluk yang memberi kebahagiaan berupa kekayaan materi dan kemudahan dalam hidup. Kemudahan yang sesungguhnya tergantung bagaimana seseorang mengakses kebahagiaan dan kedamaian. Tuhan sejati perlu dialami dan disadari dari lubuk dari paling dalam. Tuhan sebagai sumber kebahagiaan tidak dipahami lagi sebagai Tuhan eksternal, tapi internal, yang tidak lain kesertaan Tuhan dalam diri.

Dari sudut pandang agama non samawi, kebahagiaan adalah sesuatu yang sudah ada. You have it already! Kekayaan hati yang sudah ada dan tertutupi oleh kekotoran bathin sehingga membuat ilusi penampakan kebahagiaan palsu yang ada diluar. Oleh karena itu perjalanan kebahagiaan itu sebenarnya bukan keluar tapi kedalam. Inilah yang disebut dengan the journey within.

Meditasi bukanlah menentang pandangan awam seperti Tuhan eksternal, atau upaya manusia dalam mengatasi hidup dalam mengatur keadaan, berusaha untuk sukses, mencapai ini dan itu. Meditasi bukan bermaksud untuk menghilangkan perilaku duniawi, tapi justru memaknai perilaku duniawi lebih bijak sehingga seseorang dapat mengatur hidup sekaligus harmoni dengan diri, orang lain dan dunia. Meditasi adalah tahapan latihan yang lebih  tinggi.

Dalam sudut pandang spiritual, latihan meditasi adalah tahapan lanjut setelah seseorang memahami dasar-dasar ilmu agama. Suatu cara yang membuat orang lebih terampil, bukan hanya dari sisi teori, tapi dalam menjalani hidup itu sendiri.

BAGAIMANA BERMEDITASI?
Akan lebih mudah seseorang dalam bermeditasi melibatkan induksi. Ada banyak teknik induksi. Berikut beberapa contoh:
  • Menggunakan napas. Menarik napas lalu hembuskan secara perlahan. Rileks santai, dan bernapas alami hingga mengalami ketenangan tertentu.
  • Mengendorkan otot-otot tubuh dengan memberi perhatian pada daerah-daerah tertentu pada tubuh.
  • Berdoa, membaca mantra, atau mendengarkan musik, brainwave, dll, apapun yang bersifat mengkondisikan pikiran .
  • Memvisualisakan obyek tertentu , simbol-simbol tertentu, seperti mandala, cahaya, dll.
Masih banyak jenis induksi lainnya. Pada dasarnya induksi itu merupakan cara komunikasi otak untuk mengkondisikan pikiran lebih relatif tenang. Cara komunikasi otak dalam teori Neuro Liguistik Programming (NLP) ada 3 hal, yaitu: auditori (suara), visual (gambar), dan kinestetik (rasa).  Pengenduran otot, napas, termasuk kinestetik. Obyek simbol termasuk visual. Dan, doa/mantra termasuk dalam auditori.

Ada juga teknik populer dalam tradisi tantra, yang melibatkan 3 hal tersebut untuk menstimulasi energi tubuh. Dalam tantra 3 hal tersebut disebut mantra, yantra, dan sadhana.  Ada kemiripan antara teknik induksi tantra dengan NLP. Mantra adalah doa-doa pendek yang diucapkan berulang-ulang. Yantra adalah bentuk visual simbol, biasanya dalam bentuk mandala. Dan sadhana adalah ritual-ritual tertentu yang biasanya disertai gerak tubuh tertentu.

Teknik induksi dalam tantra berusaha mengaktifkan chakra-chakra tubuh, sehingga aliran energi menjadi terasa. Aliran energi itulah yang membantu menuju pada kedalaman tingkat kesadaran.

Sebenarnya menuju tingkat kedalaman kesadaran bisa dialami secara alami jika kita “melepas”. Melepas ketegangan, melepas segala hal yang tidak penting, melepas dari keterikatan, maka secara alami pikiran lebih tenang, dan damai.

Meditasi menggunakan metode tujuan tanpa tujuan. Dalam induksi ada sesuatu yang dicapai. Ketika sudah dicapai, maka teknik meditasi selanjutnya adalah tanpa tujuan. Ungkapan “tujuan tanpa tujuan” adalah ezensi dari praktik meditasi yang sebenarnya. Jika seseorang ingin mencapai kebahagiaan dalam meditasi, maka dia akan tegang oleh karena terlalu menginginkan kebahagiaan. Ketika konsep kebahagiaan itu sendiri dilepas, maka kebahagiaan akan hadir secara alami.

Ketika ketegangan muncul dan menganggap ketegangan sebagai penghalang atau musuh, maka seseorang akan sibuk meladeni musuh dan dari situ kedamaian justru menjauh, sebaliknya yang terjadi adalah semakin tegang. Dalam meditasi siklus ketegangan diatasi dengan “melepas”, dengan menyadarinya, dengan memakluminya, maka ketegangan akan berkurang dan hilang. Ini seperti pepatah yang mengatakan, “cara mengatasi musuh adalah dengan tidak menjadikannya sebagai musuh.”

Dalam meditasi sebenarnya seseornag berhadapan dengan dirinya sendiri. Kebiasaan laten dalam diri akan muncul, seperti bosan, marah, ingin ini dan itu, sering juga persepsi-persepsi tertentu muncu, ingatan masa lalu yang belum didamaikan, dll. Hal-hal seperti itu hanya perlu disadari, diterima, bukan dimusnahkan, dimusuhi. Ketika kita menjadi lebih bersahabat, maka gangguan akan berkurang dengan sendirinya.

Tujuan tanpa tujuan adalah rahasia yang membuat meditasi lebih mudah untuk “dinikmati”. Ketika kita bermeditasi dengan menerima apapun yang terjadi, maka kekotoran bathin akan musnah selapis demi selapis. Itu yang membuat fungsi terapi meditasi memberikan hasil, dan itulah yang membuat hidup keseharian kita lebih ringan, damai dan bahagia.


BAGAIMANA MEMULAI MEDITASI?
Secara praktis, mulai meditasi dengan langkah-langkah berikut.
  1. Cari tempat yang nyaman. Duduk bersila atau dikursi. Jangan berbaring, karena berbaring akan cenderung membuat diri mengantuk dan tertidur. Yang penting duduk dengan punggung tegak tapi tidak tegang/kaku.
  2. Pejamkan mata dengan rileks.
  3. Gunakan induksi yang telah Anda tentukan/sukai. Bisa berdoa. Bisa induksi chakra tubuh, apapun itu. Jika belum pernah menggunakan induksi khusus, yang penting santai saja dan kendorkan otot-otot tubuh. Mulai dari otot kepala, leher, dada, tangan, dan lain sebagainya.
  4. Setelah relatif lebih santai, selanjutnya hanya pasrah. Terima apa adanya. Apapun yang dialami disadari, diterima dan didamaikan. Jika ada halangan berupa emosi negatif, atau apapun itu, maklumi diri. Terima saja, jangan melawan. Memaklumi itu sendiri juga meditasi. Jangan menilai baik danburuk dalam pengalaman meditasi! Selama memaklumi keadaan maka itu adalah baik adanya. Lakukan meditasi selama 15 menit!

Ada baiknya, mengikuti retret meditasi untuk melakukan terapi diri lebih intensif. Efek positif setelah menjalani retret adalah semakin berkurangnya tendensi diri untuk bersitegang, dan akan lebih relatif damai dan bahagia ketika kembali pada kehidupan sehari-hari.
Label:
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

wahyujana. Diberdayakan oleh Blogger.