Amsal
1 : 5. Bertindak bijak berarti kita belajar bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Karena tergerak secara emosional tidak selalu dipimpin Roh Kudus. Emosi harus tunduk pada hikmat. Jika hikmat menyetujui maka kita dapat melanjutkan rencana kita.
1 : 5. Bertindak bijak berarti kita belajar bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Karena tergerak secara emosional tidak selalu dipimpin Roh Kudus. Emosi harus tunduk pada hikmat. Jika hikmat menyetujui maka kita dapat melanjutkan rencana kita.
Emosionalisme digunakan untuk mengambarkan kecenderungan untuk mengandalkan atau menempatkan bagian yang terlalu besar pada emosi ( memperlihatkan emosi secara berlebihan ).
Perbedaan antara hikmat dan emosi berkaitan dengan pemilihan waktu yang tepat.
Hikmat selalu menunggu saat yang tepat untuk bertindak, sementara emosi bertindak saat itu juga.
Hikmat selalu menunggu saat yang tepat untuk bertindak, sementara emosi bertindak saat itu juga.
Emosionalisme adalah sesuatu yang impulsif ( bersifat menurut kata hati ). Ingin bertindak saat itu juga. Sementara hikmat dengan tenang melihat ke depan untuk menentukan bagaimana suatu keputusan akan memepengaruhi masa depan.
- Tipe Koleris adalah pemimpin alamiah. Kepribadian kuat yg selalu ingin menguasai. Bossy. Berorientasi pada tujuan, tantangan baru, semangat.
- Tipe Flegmatis biasanya memperlihatkan sedikit emosi, bersikap biasa-biasa saja pada segala sesuatu.
- Tipe
Sanguinis paling emosional. Meletup-letup dan ramai, penuh semangat tetapi tidak tanggap dengan apapun juga selain hanya bersenang-senang. Tidak terlalu disiplin. Tipe ini kecenderungan membuat jengkel koleris karena koleris itu berorientasi pada tujuan, selalu memiliki rencana dan mewujudkannya. Demikian juga dengan melankolis
- Tipe Melankolis selalu mengalami depresi. Orang yang rapi, terorganisir, pemikir serius.
2. Memerangi Emosi
Ada
bagian yang harus dimainkan dengan pikiran dan kehendak kita. Yaitu :
perpaduan antara iman dan tindakan. Efesus 4 : 17 – 19. Untuk komitmen terhadap Firman, kita harus belajar dipimpin Roh Kudus dan bukan emosi kita. Setiap kali emosi muncul kita perlu menguji apakah sejalan dengan Firman. Jika tidak, kita perlu memerangi emosi kita dengan menggunakan kehendak kita yang merupakan keputusan menuruti Firman bukanlah perasaan kita.
perpaduan antara iman dan tindakan. Efesus 4 : 17 – 19. Untuk komitmen terhadap Firman, kita harus belajar dipimpin Roh Kudus dan bukan emosi kita. Setiap kali emosi muncul kita perlu menguji apakah sejalan dengan Firman. Jika tidak, kita perlu memerangi emosi kita dengan menggunakan kehendak kita yang merupakan keputusan menuruti Firman bukanlah perasaan kita.
3. Kehidupan Yang Siap Dipahat Dan Siap Menghaluskan dalam Komunitas
Menjadi orang Kristen yang memberikan pengaruh positif merupakan kerinduan
sebagai anak Allah. Memberikan pengaruh tidak perlu memiliki jabatan yang penting ketika kita berhubungan dengan orang lain, kita sedang memberikan pengaruh.
Maka akan banyak faktor dalam lingkungan pergaulan komunitas kita terjadi gesekan satu sama lain. Tidak ada pilihan lain ! Hati kita harus siap dipahat oleh sikap orang lain dan kita siap menghaluskan. Dalam
hubungan komunitas bila ada gesekan berarti ada seni penajaman karakter.
Jika anda mau akan terjadi, jika tidak, anda akan menjadi orang yang memiliki luka batin dan anti sosial.
Wim Agwin